Saturday, November 26, 2011

Saya Mau

Saya gak mau sekedar pacar, saya gak mau sekedar suami, saya mau belahan jiwa...

Thursday, November 17, 2011

Untitled

Emang salah ya kalo seringkali saya hanya ingin sendiri,menikmati waktu bersama diri saya sendiri tanpa tuntutan untuk berbasa-basi dengan siapapun? Salah ya kalo saya hanya mengharapkan orang2 yang kepadanya saya tidak perlu berbasa-basi,tidak perlu menyembunyikan apapun,tidak perlu berusaha menjadi apapun?salah ya semua itu?capek berada di dunia baru,capek mengenal orang baru,capek beradaptasi dan capek bertanya-tanya tentang segala hal... Saya ingin tenang,tidak menyakiti dan tersakiti,lelah melindungi diri...dan lelah tanpa harapan...serasa mati saja..

Sunday, November 13, 2011

Semoga

Aku telah banyak mendengar,
Juga telah banyak bicara
Tentang segala rasa
Tentang apa yang seharusnya
Dan tentang segala yg disebut kenyataan
Aku hanya bisa sekedar mendengar,
Ato bicara seolah aku pun mampu
Karena segala bukan ditanganku
Kupastikan hati kadang tergores
Tp seketika berdarah
Ketika tak seindah kukira
Ada kamu dan cerita
Ada aku dan cerita
Segala yg pernah kita raih
Berharap kita raih melalui cerita
Cerita2 indah penghias masa depan
Demi apa yang kita sebut kedamaian

Dan segala cerita
Semoga selalu berujung indah

Sunday, October 23, 2011

Tempat Sampah

Saya,salah satu dari sekian banyak orang yang punya account twitter. Dan saya, satu dari sekian banyak orang yang mungkin berpikir hal yang sama dengan saya, twitter adalah tempat sampah. Ya, tempat sampah...twitter adalah tempat membuang segala uneg2 yang ada di hati dan pikiran, tempat menumpahkan kegembiraan yang melimpah ruah, tempat menggalau biru, ato sekedar menumpahkan hal yang sangat ringan. Setiap saat saya bisa menulis apa yang saya pikirkan,tentu saja dibatasi dengan jumlah karakter yang terbatas.
Twitter adalah tempat berlari saat facebook sudah terlalu penuh dengan manusia,bahkan yang tidak saya kenal sama sekali. Twitter adalah tempat berlari saat facebook tidak mampu lagi menampung segala sampah karena mungkin akan ada pihak yang bersangkutan ato pihak yang saya tidak ingin mereka tahu apa yang sedang terjadi pada saya.
Dari awal saya tidak pernah mempublikasikan twitter saya, tidak pernah meminta orang untuk memfollow saya, karena bagi saya twitter adalah area terbatas. Tapi saya tidak pernah berkeberatan apabila seseorang memfollow saya, saya gak pernah memblock ato apa, asal mereka tahan baca twit saya. Sebaliknya saya juga tidak mau dipaksa untuk memfollow orang lain, mau berapa kalipun diminta kalo saya gak mau follow ya gak akan saya follow. Dan hak saya juga untuk unfollow account orang lain,termasuk orang yang telah nyakitin saya. Disinilah saya mengunggulkan ego saya, bagi saya, saya berada disitu karena itulah tempat sampah saya, pelarian dimana saya bisa mendapat sedikit kelegaan, jd knp sy harus baca twit dr orang yang udah nyakitin saya juga?itu namanya menghukum diri sendiri dan saya gak mau.
Dalam sehari bisa banyak twit yang saya buat, entah kenapa, saya hanya gak tau mesti cerita sama siapa. Dulu, saya punya "tempat sampah" tempat saya bercerita aktivitas sehari2 saya, tapi sekarang saya harus telan sendiri cerita2 itu, twitterlah pelarian saya. Pernah ada calon "tempat sampah" baru, tapi ternyata dia tidak pantas menjadi "tempat sampah" itu, dan begitulah kenyataannya.
Well, kembali ke topik... Begitulah, tiap hari saya ngetwit, bisa puluhan kali dalam sehari...kadang hanya pikiran2 gak penting yang tiba2 terlintas di kepala, kadang tentang aktivitas saya, kadang tentang perasaan terdalam saya. Seringkali saya menumpahkan segala kegalauan dan kekhawatiran saya disitu, rasanya cuma satu, lega karena berhasil membuangnya.
Tapi twitter tetaplah twitter, sebuah hasil teknologi yang gak punya hati. Dia menerima tapi tak bisa merasakan apapun, tetap saja gak bikin perubahan apapun, yang ada hanyalah saya "memaksa" orang lain buat baca apa yang saya rasakan pas mereka buka timeline.
Dan belakangan saya berpikir, kenapa saya harus "memperkosa" orang utk sekedar dengerin saya berkeluh kesah, mungkin saja mereka jengah baca keluh kesah saya, mungkin saja mereka sebenernya gak ingin tau, mungkin saja mereka tidak ingin membaca apa yang saya tulis.
Dan lalu, di tingkat terdalam kegalauan saya beberapa hari ini, saya memutuskan untuk tenggelam sendiri. Ya, sendirian saja. Bukan berarti saya sendirian dalam arti fisik, tidak, saya tetap ada bersama orang2 di sekitar saya, tetap tertawa kalo ada sesuatu yang lucu, tetap tersenyum seperti yang seharusnya. Tapi rasanya mereka tidak punya kewajiban untuk saya jadikan tempat sampah, ato mungkin memang saya yang belum mampu menjadikan tempat sampah. Ada banyak tangan terbuka untuk saya datangi untuk sekedar berkeluh kesah, saya tau pasti itu, tapi hati ini juga memilih, dia tak bisa terbuka pada semua. Mohon maaf.
Dan beberapa hari ini, jumlah twit saya berkurang drastis...saya hanya tidak ingin "memperkosa" orang untuk sekedar mendengarkan saya,karena ketika mereka bertanya lebih lanjut, saya hanya akan tidak mampu bercerita lebih lanjut. Hati saya tidak seterbuka itu untuk bercerita, dan saya bahkan tidak bisa mengerti apa yang hati saya benar2 rasakan. Dia hanya galau dan ingin merasakannya sendiri...menanti kemungkinan adanya "tempat sampah" baru yang dia rasa tepat.
Karena kadang, tidak semua orang sanggup mendengar dan banyak orang hanya ingin didengar, termasuk saya mungkin.
Menjadi "tempat sampah" bagi orang lain pun tidak semudah itu, tidak semudah itu memilah-milah rasa, tidak semudah itu untuk bersikap objektif. Rasa sakit tetap saja mungkin datang.

Adakalanya

Adakalanya seseorang merasa bodoh,
melakukan hal yang sia-sia
yang ternyata hanya menyakiti diri
Lalu,adakah yang peduli?
Tidak,
dunia masih tetap riang gembira
bukan berair mata seperti ini

Adakalanya seseorang merasa tolol
ketika yang dilakukannya tak berarti apapun
bahwa ternyata sama sekali bukan hal penting
Lalu,adakah yang datang?
Tidak,
dunia masih tetap sibuk
menikmati tawa bersama bulan,bintang dan matahari

Adakalanya seseorang merasa kecil
ketika yang diagungkannya hanyalah debu
yang ternyata akan berlalu saat angin meniupnya
Lalu, adakah yang bertahan?
Tidak,
dunia masih tetap menganggapnya debu
sepenting apapun itu bagimu

Lalu, jadilah kuat
sekeras hatimu yang mulai membeku
sekeras pikiranmu yang mulai membatu
karna terkadang,
menjadi begitu yang menguatkanmu

Lelah sudah memaki,
atau bicara dari hati
terhempas sudah,
tinggal batu yang beku

Saturday, October 22, 2011

Aku

Aku
semu dan kelabu
bagi satu hati
tak terjangkau
tidak tinggi tapi berbatas
Kotak besi,
ruang dan waktu
Siapa yang ingin lagi?

Aku
bukan luar biasa
bagi beberapa hati
bukan pada umumnya
Tidak seindah langit senja
atau semanis semburat itu
Bukan harus dipaksakan
Siapa lagi yang bisa?

Aku
sisa-sisa yang terhempas
Bagi satu hati
yang mungkin saja sudi

Tentang Tanda Tanya

Setiap hari adalah kata
yang menjelma muasal
Setiap kata adalah nafas
tersengal sekalipun terhela
Menjelma isyarat
dalam wujud tak berbentuk
Berlarian,
lalu datang ketika lelah
Setiap nafas adalah isyarat
tentang ada dan tiada
Hanya merasa pada suatu ketika
Sang kata beranjak lupa
Dan tentang sebuah percaya
bergerombol bersama tanda tanya
Benarkah demikian?

Saturday, October 15, 2011

Benar dan Tepat

Saya mengimani apa yang menurut saya benar,
Saya melakukan apa yang menurut saya tepat,
Benar dan tepat menurut saya untuk saya sendiri dan untuk semua
Hanya saja benar dan tepat seringkali relatif,
apa yang kita anggap tepat dan benar belum tentu orang memandang begitu
terkadang apa yang kita anggap benar dan tepat justru dipandang salah

Tiap orang memandang dengan kacamata yang berbeda,
mungkin karena itulah dunia menjadi berwarna

Ampunkan saya, yang kau pandang salah
karena saya pun seringkali menyalahkan

kita, manusia biasa...

Saturday, October 8, 2011

Finally : [Belajar] Masak

Beberapa tahun yang lalu saya pernah janji sama seseorang, bahwa saya akan belajar masak ketika umur saya 22 tahun.Tentu saja pas menjanjikan itu umur saya masih...hmm..berapa ya..20th kali ya, masih imutlah pokoknya..sekarang juga si :p

Jadi ya gitu, tibalah akhirnya umur 22 itu, pas ulang tahun ditagih tapi belum belajar2 juga,setahun kemudian ditagih lagi, teruus begituu...tetep aja masih kekeuh gak belajar masak.hihihihi...

Sebenernya saat itu emang gak niat kayaknya, kepengenan bisa masak si ada tapi belum ada dorongan dari diri sendiri buat belajar. Dirumah yang sering masak ya si mami, paling saya cuma bantuin dikit2 doank. Saya lebih milih ngepel sepenjuru rumah daripada masak, entah knapa. Tapi bukan berarti saya gak pernah masak lho, pernah juga si masak tapi kalo saya masak itu berarti karena kondisi sudah amat sangat mendesak sekali, misalnya : pas laper akut, si mami gak masak, gak ada stok indomi dan males keluar buat beli...perpaduan sempurna yang berhasil memaksa saya untuk masak kan? Dan juga kalo misalnya saya masak, saya gak akan membiarkan adek2 saya santai2 aja, harus ada perjanjian deh pokoknya, misalnya : "ya udah aku masak, tapi kamu yang cuci piring ya" hihihihi, ya gitu gitu deh..emang dasarnya gak niat.Dan curangnya tiap kali saya masak pasti ada yang sok-sok-an memuji gitu dirumah, sengaja kayaknya biar saya niat belajar masak deh -__-

Pas saya di Jakarta sempet juga kepikiran buat masak gitu, kostan saya ada kulkas dan dapurnya, jadi harusnya si bisa kalo misal mau masak gitu. Tapi boleh kan saya bilang alasan knapa saya gak masak waktu itu? Hmm..kalo pas hari kerja si jelas gak mungkin, bukan gk mungkin sih tapi gak niat karena pulang juga udah nyaris malem, belom kalo ada tugas2 yg mesti diselesaiin, tidur aja biasanya pake begadang jd paginya juga bangunnya ngepas, jd kapan waktu buat masaknya? *alasan*. Trus kalo wiken?hmmm...jadi ya, pas saya di jakarta itu saya amat sangat sering pulang sekali, kalo gak pulang ya nginep tempat budhe ato maen sama temen, kalopun dikos biasanya cuma pengen jadi gundukan tak berguna aja seharian, kalo udah gitu makan pun beli yang bisa delivery, hihihihi...keset pooolll...

Dan sampailah ketika saya harus menuju suatu negri antah berantah bernama Manado ini. Beberapa hari disini niat pengen masak itu tumbuh dengan begitu suburnya. Alasannya simple:kangen masakan rumah, secara ya, saya kan gak bisa pulang sesering itu. Selain itu, makanan disini taste-nya beda, emang si disini hampir sebagian besar makanan pedes, cocok sama saya yang cinta mati sama cabe, tapi tetep aja bedaa..itulah yang bikin saya kangeen bgt sm masakan rumah.

Sampe pada akhirnya saya sekitar sebulanan lebih yang lalu, ketika saya sudah tidak menjadi satu2nya penghuni cewek di kos2an ini, saya mulai belajar masak. Beruntunglah saya ada teman yang cukup bisa masak jd bisa dikit2 ngajarin saya. Dan sekarang hampir tiap wiken kita masak. Kalo qt masak yang makan gak cuma kita berdua, ada temen segank qt juga yang sekostan dan ada temen segank yang gak sekostan yang kadang dateng ikut makan. Kadang mereka dateng bawa bahan makanan yang bisa dimasak, kalo gak ya nanti patungan...gituuu, ya maklumlah anak perantauan...anak kos..hiihihi..

Memasak sendiri ituuu...yang pertama adalah murah, jd bisa lebih irit juga. Fyi, disini kalo hari minggu rata - rata toko2 dan tempat makan pd tutup, kalo pengen gampang cari makan ya ke mall. Kalo dulu saya biasanya pesen delivery gitu, junk food..lama2 bosen juga, gak sehat juga makan begitu dan mahal pastinya.

Yang kedua,belajar memasak itu semacam investasi buat masa depan. Seperti perempuan lainnya saya juga pengen menikah dan berkeluarga, tentunya saya pengen masakin anak2 dan suami saya juga doonk...semoga gak bikin mereka keracunan ya :p

Jadi, bagi seseorang yang dulu kepadanya saya berjanji utk latihan masak, saya udah belajar masak lhooh..sudah saya tepati janjinya yaa..beruntunglah sekarang anda tidak perlu mengorbankan diri untuk jd potensi korban keracunan makanan saya, ahahahaha...

Friday, October 7, 2011

Berenang

Hmmm...saya melek malam ini sebenernya mau bikin advis, tapi ya gitu deeh...pas harus ngadvis yang keluar justru inspirasi buat ngeblog, RO macam apa sayaaah??
Baiklah, saya pengen nulis tentang apa ini? bener2 RO labil deh ini *tepokjidat*

Jadi, saya pengen cerita tentang hobi baru saya, hobi yang cukup sukses bikin saya tambah gosong...tapi gimanapun fun bangeet :)

Dari dulu saya pengen banget bisa berenang, kayaknya seru aja maenan aer gitu. Waktu masih di rumah dulu pernah latihan, baru bisa dikit eeh trus gak latihan lagi deh dan akhirnya ya lupa. Sampe pada akhirnya, ketika saya sudah berada di negri antah berantah ini ada temen yang masih baru2nya bisa berenang tiba2 ngajakin berenang.

Dan tibalah kami di suatu sore, dengan tanpa modal apapun (gak punya baju renang jugak saya) pergi ke sebuah hotel dengan maksud dan tujuan berenang. Nama hotelnya Sedona, lokasinya agak jauh dari pusat kota...ini memang hotel yang agak oke gitu sih, kolam renangnya juga oke, secara view okelah pokoknya...

Poto diatas ini adalah view pas qt mau menuju kolam renangnya. Oya, disitu ada pantai pasir putih buatannya juga, ada spot buat snorkling, bisa maen kano sama banana boat, tapi sayang waktu itu qt datengnya kesorean, udah pada tutup semua jadi cuma bisa berenang. Dan ini view kolam renangnya...


Kereen kaan..kereen kaaan...

Tapi ya, selalu ada harga yang harus dibayar utk sesuatu, apalagi sesuatu yang keren, bukan begitu? Jadi ceritanya qt bertanya sama penjaganya, kalo berenang disitu bayar berapa, dan anda semua tau jawabnya berapa??? 150 ribu, Sodara-Sodaraaa...!!! 150 ribu hanya untuk kecipak - kecipak di aer, mending kalo bisa berenang, lha ini ngambang aja masih gak jelas bisa ato enggak. Dan akhirnya, dari 4 orang, 1 orang memutuskan untuk berenang dengan semangatnya, 1 orang memutuskan untuk berenang dengan tidak relanya karena dipaksa nemenin temennya yang semangat 45, daaan 2 orang lainnya memutuskan untuk tidak berenang dan salah satu dr orang itu pastinya adalah saya :p . Lagian ya, buat berenang disitu harus pake baju renang padahal kan saya gak punya *alasan*. Dan jadilah waktu itu saya memutuskan untuk leyeh2 di pinggiran kolam renang sambil ngemil french fries plus cola, bukannya menyehatkan malah tidak menyehatkan ya...dan sebenernya lumayan mahal jugak itu makanan, tapi lebih mahal kalo berenang, beneran deh :p


Sejak hari itu kami berempat memutuskan untuk tidak pernah lagi berenang disitu...wkwkwkwk...

Tapi entah knapa ya sejak saat itu hasrat ingin berenang semakin besar, trus akhirnya dengan niat baja biar bisa berenang saya membeli baju renang, niat maksimal deh pokoknya..

Dan minggu selanjutnya qt pun akhirnya berenang kembali, kali ini qt ke Hotel Minahasa. Lokasinya deket sama kostan, tinggal jalan kaki, selain itu yang paling penting adalah tarifnya yang jauh lebih ekonomis yaitu 25 ribu saja sekali datang. Kolamnya emang lebih kecil sih, tapi view-nya gak kalah keren koq..


Kolam renangnya ada diatas gitu, jadinya qt bisa liat kompleks boulevard dimana disitu adalah pusat keramaian di Manado daan liat laut tentunya. Yah, secara pusat keramaian itu kan hasil reklamasi, jd ya beneran di pinggir laut gitu..

Di kolam renang yang ini juga ada kolam air hangatnya lhoh, jd lumayanlah kalo pengen relaksasi dikit :)

Ini potonya saya lagi maen aer hangat, narsis gpp yah :p

Dan pertanyaan selanjutnya adalah, Udah bisa berenang ato belom?
Hmm..sebenernya pas kmrn dicoba pertama saya ternyata bisalah kalo cuma maju beberapa meter gitu, meski tekniknya entah yaa.. Yg pas latian terakhir kmrn baru diajarin teknik bernapas, sama teknik ngambang..tapi anehnya saya kalo disuruh pegangan dan belajar ngambang gak pernah bisa, tapi kalo sambil berenang gitu bisa2 aja ngambang. Dan perkembangan terakhir udah berani ke bagian kolam yang dalemnya 1,6m..hihihihi..seruu deeeh...tapi ya sekali lagi, sukses bikin gosong :)

Thursday, October 6, 2011

Seperti Yang Seharusnya

Lihatlah,
dunia diluar sana terus berputar,
detik demi detik itu terus berjalan,
sekalipun kamu hanya terdiam,
Apakah dunia peduli dan menghentikan langkahnya?
Tidak,dia akan tetap berputar
seperti yg seharusnya
Apakah waktu akan berhenti dan menengok padamu?
tidak, dia tetap akan berdetak
seperti yang seharusnya

Segala sesuatu akan tetap berjalan,
seperti yang seharusnya
Sekalipun kamu hanya duduk diam dan meringkuk,
Sekalipun kamu meneriakkan beribu kata
untuk membuatnya berhenti,
sia - sia saja
begitulah
semua berjalan seperti yang seharusnya

Wednesday, October 5, 2011

Rindu

Saya lagu jatuh cinta berat sama lagu ini....

Selama aku mencari
Selama aku menanti
Bayang-bayangmu dibatas senja
Matahari membakar rinduku
Ku melayang terbang tinggi

Bersama mega-mega
Menembus dinding waktu
Ku terbaring dan pejamkan mata
Dalam hati kupangil namamu
Semoga saja kau dengar dan merasakan

Getaran dihatiku
Yang lama haus akan belaianmu
Seperti saat dulu
Saat-saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini
Dan kau bisikkan kata-kata
Aku cinta kepadamu

Peluhku berjatuhan
Menikmati sentuhan
Perasaan yang teramat dalam
Tlah kau bawa sgala yang kupunya
Sgala yang kupunya

Getaran dihatiku
Yang lama haus akan belaianmu
Seperti saat dulu
Saat-saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini
Dan kau bisikkan kata-kata
Aku cinta padamu
Kepadamu

(Rindu-Agnez Monica)

Rindukanlah orang yang pantas kamu rindukan...

Saturday, September 24, 2011

Milikmu

Rasakan saja semua itu,
nikmatilah saja.
biarkan jadi milikmu,
jgn pernah kau lewatkan

tak perlu pikirkan apapun,
tak perlu peduli apapun,
buat hatimu sekeras batu,
buat hatimu sebeku es,

untuk apa peduli?
bukankah yang terpenting adalah "aku"?
rekayasalah segala sesuatu,
tampak tak menyakiti,
tapi sesungguhnya melukai

tertawalah diatas airmata

bukankah hidup itu milikmu?
bukankah itu hanya milikmu?

Ya, hanya milikmu saja...

Sunday, September 18, 2011

Marah

Marah. Begitulah rasanya, dada terasa sesak seolah ada sesuatu yang memaksa untuk dimuntahkan, tapi harus memuntahkan seperti apa dan kepada siapa juga kadang gak ngerti. Kalopun diberi kesempatan untuk memaki mungkin juga gak ngerti harus maki2 gimana.
Saya benci rasa itu. rasa marah yang gak jelas, yang paling2 cuma bisa dimuntahkan dalam bentuk air mata. Memang, air mata selalu bisa mewakili segala rasa dan dia jugalah pelarian segala rasa, teman setia.

Dan begitulah, saya marah dan kini berair mata.sendiri di ruang sempit ini.

and i need a shoulder,to cry on...

Sunday, September 4, 2011

040911, 14.50 WIB, Bandara Soekarno Hatta

040911, 14.50 WIB, Bandara Soekarno Hatta

Saya lagi nunggu pesawat, masih lama...boarding time nya jam 17.25
Saya lg mojok di resto, knapa mojok?karena di pojokanlah ada colokan listrik dimana bebe saya sangat membutuhkannya..

Dan sendirian begini,setelah selesai liburan, bikin ati jd galau maksimal...pengen nangis rasanya tapi ya gimana, ini tempat umum, ga bisa juga mewek sembarangan jd dibatin aja...

Sedih banget mesti balik Manado, bukan sedih, benci mungkin lebih tepatnya...berkutat dg rutinitas itu lagi, kepuyengan itu lagi, tekanan itu lagi dan kekosongan itu lagi..

Itulah kenyataan...

dan semoga saya disanggupkan menjalaninya...

semoga...

Saturday, August 20, 2011

Sebuah Harapan

Hari ini saya terlibat pembicaraan yang bisa dibilang cukup serius dan mengharukan, sampe saya gak bisa nahan untuk gak berairmata.
Sebuah pembicaraan tentang masa lalu yang menjadikan semua orang menjadi seperti adanya sekarang, tentang kesadaran di masa sekarang yang merupakan hasil dari sebuah proses panjang, lalu tentang masa depan yang selalu diimpikan begitu idealnya.
Tapi apa yang salah dengan impian yang begitu ideal?bukankah memang seharusnya demikian?bahwa bahkan detik selanjutnya setelah ini haruslah semakin mendekati ideal dari saat ini?
Intinya mungkin adalah penerimaan, bahwa segala yang terjadi telah digariskan olehNya, bahwa mungkin segala kekecewaan yang pernah ada adalah semacam besi2 beton penopang kita menghadapi masa kini dan akan datang.
Tidak ada yang bisa kita ubah dari masa lalu, yang masih bisa kita ubah adalah masa kini dan nanti. Bahwa semuanya telah menjadi seperti sekarang ini dan lalu apa yang bisa kita lakukan? Saya memilih untuk menerima, berusaha mengakrabkan diri dengan segala kondisi yang ada. Tidak mudah memang,tidak hanya hidup bahkan perasaan kita sendiri pun naik turun begitu labilnya. Yang terpenting adalah bahwa ada jalur dimana kita tau itu menuju impian indah yang ada di depan sana, kalaupun kita berbelok, kita tau kemana jalan untuk kembali menuju jalur itu.
Tidak banyak orang yang mengerti kita, mungkin karena kita yang memang tidak ingin dimengerti atau mungkin saja orang lain yang enggan mengerti. Segelintir orang yang mengerti kita dengan sangat baik adalah orang2 yang telah dipilih Tuhan untuk menjadi malaikat penopang kita,tempat kita berlari saat kita ketakutan, tempat kita meminjam bahu saat letih tak tertahankan, tempat kita mencari nyala api saat kita mulai redup. Dan bahwa Tuhan mengirim malaikat penopang itu dalam berbagai peran dalam hidup kita, tidak harus keluarga, tidak harus pacar, tapi siapapun...siapapun bisa jadi tokoh itu. Dan bahwa menyadari kita punya tokoh2 itu dalam kehidupan kita selalu saja membuat kita merasa terberkati, seburuk apapun kita.
Dan segala yang ada telah berjalan seperti yang seharusnya,orang datang dan pergi dalam kehidupan kita, sedikit yang tetap tinggal dan selalu ada. Selalu ada bukanlah konsep keberadaan secara fisik, ini tentang jiwa...jiwa yang letih selalu butuh peraduannya, dalam segala wujud. Mereka yang tetap tinggal dan selalu ada adalah orang yang harus kita hormati,tidak hanya mengenai kebutuhan kita tapi juga bahwa orang lain membutuhkan bahagia sama seperti kita. Yang perlu kita lakukan adalah membuatnya seiring sejalan supaya bahagia kita tidak menjadi ketidakbahagiaan mereka dan begitu juga sebaliknya,karena melihat orang lain bahagia sejatinya adalah kebahagiaan untuk kita sendiri.
Dan nanti, di suatu waktu yang saya sebut suatu saat nanti, ada saatnya kita semua berbahagia bersama, berada dalam kebahagiaan besar,sebuah kebahagian masal, kalo boleh saya sebut begitu,kebahagiaan karena segala pergolakan dan kerikil2 tajam telah berhasil dilewati dan kita hanya tinggal menikmatinya.
Duduk bersama dan melihat keriaan yang berlarian di sekeliling kita. Indahnya.
Semoga saja, suatu saat nanti...

Sekian tulisan gak jelas ini.

Saturday, August 13, 2011

Tentang Luka


Sudahlah, buang semua cerita
Kubiarkan kamu bersama cerita
dan biarkan aku berkelana
mencari senja
sang penyembuh luka
yang tidak akan kembali menorehkan luka
luka yang sempat kembali kamu buka

Tuesday, August 9, 2011

It Would Be Worth It

Life is too short to wake up in the morning with regrets.
So,love the people who treat u right,
and forget about the ones who don't...
And believe that everything happens for a reason.
if u get a chance,take it...
if it changes ur life,let it...
Nobody said that it would be easy,
they just promised it would be worth it...
(Taken from_dari mana lupa)

Tuesday, July 19, 2011

Everybody Hurts

Don't know, Don't know if I can do this on my own
Why do you have to leave, me
It seems, I'm losing something deep inside of me
Hold on, onto me

Now I see
Now I see

Everybody hurts some days
Its okay to be afraid
Everybody hurts
Everybody screams
Everybody feels this way
And its okay
La di da di da
Its okay

It feels like nothing really matters anymore
When you're gone
I can't breathe
And I know you never meant to make me feel this way
This can't be happening

Now I see (now I see)
Now I see

Everybody hurts somedays
Its okay to be afraid
Everybody hurts
Everybody screams
Everybody feels this way
And its okay
La di da di da
Its okay
La la la la la

So many questions so much on my mind
So many answers I can't find
lyricsalls.blogspot.com
I wish I could turn back the time
I want to...
Everybody hurts some days (some days)
Everybody hurts some days (some days)
Everybody hurts some days (some days)
Its okay to be afraid (afraid)
Everybody hurts
Everybody screams
Everybody feels this way
And its okay
La di da di da
Its okay

La la la la la
Its okay

Everybody hurts somedays
Its okay to be afraid
Everybody hurts some day (yeah we all feel pain)
Everybody feels this way but it'll be okay
Can someone take me away to a better place
Everybody feels this way
Its okay
La di da di da
Its okay
La la la la la
Its okay.
La di da di da
Its okay.
La la la la la
Its okay.

Wednesday, July 13, 2011

Sebuah Kejutan

Kemaren, hari Senin tanggal 11 Juni 2011 jadi salah satu hari yang manis buat saya. Setelah beberapa hari sebelumnya terpuruk dalam lembah ke-melow-an yang dalam (bahasanyaaa...ngeriii), akirnya saya diberi kesempatan untuk sekedar menikmati tawa, senyum dan tawa yang sulit dihentikan bahkan sampai saat ini.
Bilang saya lebai ato apa...terserah juga si, yang ngrasain juga saya sendiri, jadi kalo mo lebai ya sukak2 saya sendirilah :p
Ga tau harus memulai ceritanya dari mana, yang jelas hari Senin kemaren saya mulai dengan cukup baik, berbekal energi yang saya dapat di malam sebelumnya. Entah kenapa, energi itu selalu datang ketika saya sudah berada di jurang paling dalam dari yang namanya putus asa, energi itu datang begitu saja...semacam mengulurkan tali utk mengangkat saya dari dasar jurang. Dan saya berterima kasih untuk itu.
Hari senin yang sibuk, seperti biasa...waktu itu saya lagi ngantor di Tomohon, dan tiba2 sebuah pesan berikut sebuah foto dari teman kantor saya yg lg di Manado datang. Dia bilang sy dpt paket. Karena saya gak ngrasa sedang menunggu paket jadi ya saya agak kaget. Paket itu juga sempat menghebohkan kantor saya, dan orang2 mulai kumat lebai dan rumpinya. Usut punya usut (ugh, bahasanya jijay bgt)paket itu dikirim oleh seseorang berinisial...mmmm...well, qt sebut saja dia D..ah, huruf itu lagi ya..ahahaha...gak papa, different D :). Jadinya kan penasaran si beliaunya ini ngirim apa, pas ditanya katanya suruh buka aja...padahal kn sy lg di Tomohon, perlu waktu sejam utk sampe di Manado, itupun sy msh hrs mampir2 dulu..
Jadilah, ketika waktu sdh menunjukkan pukul 18.30 WITA saya nyampe di kantor Manado, biasanya si klo udah jam segitu sy langsung minta dianterin ke kos sm driver, tapi berhubung penasaran ya balik kantor dulu deh..
Paketan saya buka ditempat dan seneeeeeng bgt pas tau isinya apaa.. This is it...

Iya, Madre...
Madre, yang saya pengen banget ituuu...yg saya ngiler bgt pgn baca ituu... Pas tau isinya Madre itu udah seneng bangeeet..eh pas dibuka lagi ternyata ada tanda tangan Dewi Lestarinya jugaaak....aaaaaaaa, pengen pingsaaan kesenengan (lebay pool..!), ih tp beneraaaan...sueneng bangeeett... Ternyata si bapak D ini pre order Madre..ow ow ow..tooo twiiiiittt... :p Eh, saya dapet gantungan kuncinya jugak lhooo..si bapak D merelakan gantungan kuncinya buat saya, smntara punya dia gak dpt gantungan..hihihi.. Trus ketambahan juga dpt tanda tangan artis ibukota satu lagi di halaman belakang, alias tanda tangan yang ngasi...narsis poool -__-

Well, yang pasti si makasi banyak buat kamuuu..for this big sweet surprise, sering2 aja yaaa...eh *nglunjak* :p

Tengkiuuuu, Deaaaarrr :)

"Dan aku tak peduli apa yang akan terjadi sesudah tawa ini. Saat ini hanyalah satu-satunya yang ingin kunikmati." (Have You Ever-Madre)

"Pastilah cinta, yang punya cukup daya, hasrat, kelihaian, kecerdasan dan kebijaksanaan untuk menghadirkan engkau, aku, ruang, waktu, menjembatani semuanya demi memahami dirinya sendiri." (Barangkali Cinta-Madre)

dan...

"Rumah adalah tempat dimana saya dibutuhkan" (Madre)

I'll be ur home then :p

Once again, thank u :)

Monday, June 20, 2011

Catatan Dini Hari

Jam 03.00 WITA dan saya masih di depan laptop, bikin yang namanya memorandum pengusulan kredit...sebuah penjelasan luar biasa panjang yang didasarkan pada hasil wawancara serta konfirmasi ke beberapa pihak yang seringkali enggan berbagi informasi. Ditambah lagi dengan sifat moody yang harus mendatangkan mood dulu buat bisa konsentrasi mengerjakan ini...bener2 memperlama proses *pukul2 diri sendiri*.
Untungnya tadi saya sudah sempat tidur 3 jam an, cukuplah untuk membuat mata saya bertahan sampai nanti benar2 pagi.
Menyadari kondisi begini koq saya jadi mikir, sampai kapan ya saya bekerja seperti ini, yang bahkan waktu untuk diri sendiri saja saya gak punya. Kalo sudah begini agak bersyukur saat ini saya single, ga perlu merasa bersalah gak bisa ngasi waktu buat pacar. Ya tapi bagaimanapun kan saya harus mikirin kehidupan pribadi saya juga, pengen juga punya pacar lagi, ga harus di negri antah berantah ini juga si dianya, yang penting nyaman buat berbagi dan bertanggung jawab jaga komitmen. Ya semoga si buruan, ahahaha...ngarep kan jadinyaa... Bagaimanapun kebutuhan akan afeksi termasuk dalam kebutuhan sosial yang mana menurut Maslow kebutuhan sosial tersebut merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia *agak maksa si ini*.
Trus ya belom lagi nanti kalo punya suami, ms malem begini suaminya ditinggal kencan sm kerjaan...weeeew,,,,kasian bgt ya calon suami saya nanti -_-,pada mundur dooonk ini nantiii...hoaaaaaa...!!*apa siih, gak jelas deh saya*
Baiklah, sekian dulu catatan di dini hari ini...saya mau lanjut kencan sama kerjaan saya dulu...wkwkwkwkwk...

Tuesday, June 14, 2011

Sebuah Entah

Setelah pembicaraan gak penting di dini hari yang buta waktu itu. Setelah kata-kata gak penting yang sesungguhnya tidak punya arti yang coba kita eh saya uraikan maknanya. Setelah segala entah yang telah terjadi. Setelah 130 hari sejak pesan pertama. Dan masih entah, hahahaha...masih berupa sebuah tanya...

Sunday, June 12, 2011

Sekarang Ini

Sekarang ini, delapan bulan setelah postingan saya yang terakhir. Delapan bulan dan sudah begitu banyak hal yang terjadi. Delapan bulan dan sangat banyak perubahan yang terjadi dalam hidup. Delapan bulan, ada menjadi tiada, tiada menjadi ada. Delapan bulan dan begitu saja, waktu selalu berlari tak pernah sedikit saja memberi kesempatan untuk kita sejenak beristirahat.
Sekarang ini, inilah saya, beginilah saya...baru saja mengalami gelombang yang saya anggap cukup besar. Sebuah kata kehilangan sejujurnya tak pernah bisa benar2 menggambarkan apa yang terjadi. Dan begitu saja, sejatinya memang skenario besar telah dirancang untuk saya...Untuk sebuah kehilangan, Jakarta dan kemudian Manado, tempat dimana sekarang saya berada. Dan lagi2 begitu saja, semua terjadi...waktu berjalan dan dunia terus berputar..sekalipun kita berhenti sekeliling kita terus berlari. Yah begitulah, hanya bisa menertawakan diri sendiri terkadang. Hanya waktu yang menyembuhkan, hanya cinta yang mengobati luka. Dan saya menunggu untuk itu, waktu yang akan mengeringkan luka dan cinta baru yang akan memberi nafas baru.
Saya ikhlas, atau setidaknya saya berusaha untuk ikhlas atas semua yang terjadi. Sungguh saya tidak ingin menyakiti diri sendiri lagi, biarlah semua berjalan apa adanya, mengalir seperti air, berhembus kemana angin membawanya, tanpa paksaan, tanpa apapun yang dipaksakan. Karena saya kini tau, bahwa kita tidak akan pernah bisa memaksakan apapun untuk terjadi di dunia ini.
Sekarang ini, biarlah yang akan terjadi terjadi...segala harapan dan impian biarlah saya simpan dalam hati dan pikiran saya,saya bicarakan dengan Dia yang saya yakin lebih mengerti. Kedatangan orang baru yang menyejukkan pun tidak bisa saya paksakan,setiap pribadi punya pemikiran masing2 dan bahkan punya ketakutannya masing2. Bukankah memang harus banyak yang dipikirkan ketika kita memutuskan untuk bersama dengan seseorang. Kalo saya berharap pun kini tidak akan terlalu tinggi, saya takut merasakan sakitnya terjatuh lagi. Kalopun saya boleh berharap, saya hanya berharap, akan ada seseorang yang cukup berani menerima saya dengan segala kondisi dan keterbatasan saya termasuk ketika mungkin sementara kami harus jauh, cukup berani menempuh resiko untuk bersama saya, cukup berani untuk mengusahakan segala hal agar tetap bisa bersama saya. Selamanya, sampai maut yang memisahkan. Semoga saja, ada yang cukup berani untuk itu. Semoga saya masih pantas untuk sekedar berharap harapan saya akan dikabulkan. Amin.