Sekarang ini, delapan bulan setelah postingan saya yang terakhir. Delapan bulan dan sudah begitu banyak hal yang terjadi. Delapan bulan dan sangat banyak perubahan yang terjadi dalam hidup. Delapan bulan, ada menjadi tiada, tiada menjadi ada. Delapan bulan dan begitu saja, waktu selalu berlari tak pernah sedikit saja memberi kesempatan untuk kita sejenak beristirahat.
Sekarang ini, inilah saya, beginilah saya...baru saja mengalami gelombang yang saya anggap cukup besar. Sebuah kata kehilangan sejujurnya tak pernah bisa benar2 menggambarkan apa yang terjadi. Dan begitu saja, sejatinya memang skenario besar telah dirancang untuk saya...Untuk sebuah kehilangan, Jakarta dan kemudian Manado, tempat dimana sekarang saya berada. Dan lagi2 begitu saja, semua terjadi...waktu berjalan dan dunia terus berputar..sekalipun kita berhenti sekeliling kita terus berlari. Yah begitulah, hanya bisa menertawakan diri sendiri terkadang. Hanya waktu yang menyembuhkan, hanya cinta yang mengobati luka. Dan saya menunggu untuk itu, waktu yang akan mengeringkan luka dan cinta baru yang akan memberi nafas baru.
Saya ikhlas, atau setidaknya saya berusaha untuk ikhlas atas semua yang terjadi. Sungguh saya tidak ingin menyakiti diri sendiri lagi, biarlah semua berjalan apa adanya, mengalir seperti air, berhembus kemana angin membawanya, tanpa paksaan, tanpa apapun yang dipaksakan. Karena saya kini tau, bahwa kita tidak akan pernah bisa memaksakan apapun untuk terjadi di dunia ini.
Sekarang ini, biarlah yang akan terjadi terjadi...segala harapan dan impian biarlah saya simpan dalam hati dan pikiran saya,saya bicarakan dengan Dia yang saya yakin lebih mengerti. Kedatangan orang baru yang menyejukkan pun tidak bisa saya paksakan,setiap pribadi punya pemikiran masing2 dan bahkan punya ketakutannya masing2. Bukankah memang harus banyak yang dipikirkan ketika kita memutuskan untuk bersama dengan seseorang. Kalo saya berharap pun kini tidak akan terlalu tinggi, saya takut merasakan sakitnya terjatuh lagi. Kalopun saya boleh berharap, saya hanya berharap, akan ada seseorang yang cukup berani menerima saya dengan segala kondisi dan keterbatasan saya termasuk ketika mungkin sementara kami harus jauh, cukup berani menempuh resiko untuk bersama saya, cukup berani untuk mengusahakan segala hal agar tetap bisa bersama saya. Selamanya, sampai maut yang memisahkan. Semoga saja, ada yang cukup berani untuk itu. Semoga saya masih pantas untuk sekedar berharap harapan saya akan dikabulkan. Amin.
No comments:
Post a Comment