Sunday, September 18, 2011

Marah

Marah. Begitulah rasanya, dada terasa sesak seolah ada sesuatu yang memaksa untuk dimuntahkan, tapi harus memuntahkan seperti apa dan kepada siapa juga kadang gak ngerti. Kalopun diberi kesempatan untuk memaki mungkin juga gak ngerti harus maki2 gimana.
Saya benci rasa itu. rasa marah yang gak jelas, yang paling2 cuma bisa dimuntahkan dalam bentuk air mata. Memang, air mata selalu bisa mewakili segala rasa dan dia jugalah pelarian segala rasa, teman setia.

Dan begitulah, saya marah dan kini berair mata.sendiri di ruang sempit ini.

and i need a shoulder,to cry on...

No comments:

Post a Comment