Sunday, October 23, 2011

Tempat Sampah

Saya,salah satu dari sekian banyak orang yang punya account twitter. Dan saya, satu dari sekian banyak orang yang mungkin berpikir hal yang sama dengan saya, twitter adalah tempat sampah. Ya, tempat sampah...twitter adalah tempat membuang segala uneg2 yang ada di hati dan pikiran, tempat menumpahkan kegembiraan yang melimpah ruah, tempat menggalau biru, ato sekedar menumpahkan hal yang sangat ringan. Setiap saat saya bisa menulis apa yang saya pikirkan,tentu saja dibatasi dengan jumlah karakter yang terbatas.
Twitter adalah tempat berlari saat facebook sudah terlalu penuh dengan manusia,bahkan yang tidak saya kenal sama sekali. Twitter adalah tempat berlari saat facebook tidak mampu lagi menampung segala sampah karena mungkin akan ada pihak yang bersangkutan ato pihak yang saya tidak ingin mereka tahu apa yang sedang terjadi pada saya.
Dari awal saya tidak pernah mempublikasikan twitter saya, tidak pernah meminta orang untuk memfollow saya, karena bagi saya twitter adalah area terbatas. Tapi saya tidak pernah berkeberatan apabila seseorang memfollow saya, saya gak pernah memblock ato apa, asal mereka tahan baca twit saya. Sebaliknya saya juga tidak mau dipaksa untuk memfollow orang lain, mau berapa kalipun diminta kalo saya gak mau follow ya gak akan saya follow. Dan hak saya juga untuk unfollow account orang lain,termasuk orang yang telah nyakitin saya. Disinilah saya mengunggulkan ego saya, bagi saya, saya berada disitu karena itulah tempat sampah saya, pelarian dimana saya bisa mendapat sedikit kelegaan, jd knp sy harus baca twit dr orang yang udah nyakitin saya juga?itu namanya menghukum diri sendiri dan saya gak mau.
Dalam sehari bisa banyak twit yang saya buat, entah kenapa, saya hanya gak tau mesti cerita sama siapa. Dulu, saya punya "tempat sampah" tempat saya bercerita aktivitas sehari2 saya, tapi sekarang saya harus telan sendiri cerita2 itu, twitterlah pelarian saya. Pernah ada calon "tempat sampah" baru, tapi ternyata dia tidak pantas menjadi "tempat sampah" itu, dan begitulah kenyataannya.
Well, kembali ke topik... Begitulah, tiap hari saya ngetwit, bisa puluhan kali dalam sehari...kadang hanya pikiran2 gak penting yang tiba2 terlintas di kepala, kadang tentang aktivitas saya, kadang tentang perasaan terdalam saya. Seringkali saya menumpahkan segala kegalauan dan kekhawatiran saya disitu, rasanya cuma satu, lega karena berhasil membuangnya.
Tapi twitter tetaplah twitter, sebuah hasil teknologi yang gak punya hati. Dia menerima tapi tak bisa merasakan apapun, tetap saja gak bikin perubahan apapun, yang ada hanyalah saya "memaksa" orang lain buat baca apa yang saya rasakan pas mereka buka timeline.
Dan belakangan saya berpikir, kenapa saya harus "memperkosa" orang utk sekedar dengerin saya berkeluh kesah, mungkin saja mereka jengah baca keluh kesah saya, mungkin saja mereka sebenernya gak ingin tau, mungkin saja mereka tidak ingin membaca apa yang saya tulis.
Dan lalu, di tingkat terdalam kegalauan saya beberapa hari ini, saya memutuskan untuk tenggelam sendiri. Ya, sendirian saja. Bukan berarti saya sendirian dalam arti fisik, tidak, saya tetap ada bersama orang2 di sekitar saya, tetap tertawa kalo ada sesuatu yang lucu, tetap tersenyum seperti yang seharusnya. Tapi rasanya mereka tidak punya kewajiban untuk saya jadikan tempat sampah, ato mungkin memang saya yang belum mampu menjadikan tempat sampah. Ada banyak tangan terbuka untuk saya datangi untuk sekedar berkeluh kesah, saya tau pasti itu, tapi hati ini juga memilih, dia tak bisa terbuka pada semua. Mohon maaf.
Dan beberapa hari ini, jumlah twit saya berkurang drastis...saya hanya tidak ingin "memperkosa" orang untuk sekedar mendengarkan saya,karena ketika mereka bertanya lebih lanjut, saya hanya akan tidak mampu bercerita lebih lanjut. Hati saya tidak seterbuka itu untuk bercerita, dan saya bahkan tidak bisa mengerti apa yang hati saya benar2 rasakan. Dia hanya galau dan ingin merasakannya sendiri...menanti kemungkinan adanya "tempat sampah" baru yang dia rasa tepat.
Karena kadang, tidak semua orang sanggup mendengar dan banyak orang hanya ingin didengar, termasuk saya mungkin.
Menjadi "tempat sampah" bagi orang lain pun tidak semudah itu, tidak semudah itu memilah-milah rasa, tidak semudah itu untuk bersikap objektif. Rasa sakit tetap saja mungkin datang.

Adakalanya

Adakalanya seseorang merasa bodoh,
melakukan hal yang sia-sia
yang ternyata hanya menyakiti diri
Lalu,adakah yang peduli?
Tidak,
dunia masih tetap riang gembira
bukan berair mata seperti ini

Adakalanya seseorang merasa tolol
ketika yang dilakukannya tak berarti apapun
bahwa ternyata sama sekali bukan hal penting
Lalu,adakah yang datang?
Tidak,
dunia masih tetap sibuk
menikmati tawa bersama bulan,bintang dan matahari

Adakalanya seseorang merasa kecil
ketika yang diagungkannya hanyalah debu
yang ternyata akan berlalu saat angin meniupnya
Lalu, adakah yang bertahan?
Tidak,
dunia masih tetap menganggapnya debu
sepenting apapun itu bagimu

Lalu, jadilah kuat
sekeras hatimu yang mulai membeku
sekeras pikiranmu yang mulai membatu
karna terkadang,
menjadi begitu yang menguatkanmu

Lelah sudah memaki,
atau bicara dari hati
terhempas sudah,
tinggal batu yang beku

Saturday, October 22, 2011

Aku

Aku
semu dan kelabu
bagi satu hati
tak terjangkau
tidak tinggi tapi berbatas
Kotak besi,
ruang dan waktu
Siapa yang ingin lagi?

Aku
bukan luar biasa
bagi beberapa hati
bukan pada umumnya
Tidak seindah langit senja
atau semanis semburat itu
Bukan harus dipaksakan
Siapa lagi yang bisa?

Aku
sisa-sisa yang terhempas
Bagi satu hati
yang mungkin saja sudi

Tentang Tanda Tanya

Setiap hari adalah kata
yang menjelma muasal
Setiap kata adalah nafas
tersengal sekalipun terhela
Menjelma isyarat
dalam wujud tak berbentuk
Berlarian,
lalu datang ketika lelah
Setiap nafas adalah isyarat
tentang ada dan tiada
Hanya merasa pada suatu ketika
Sang kata beranjak lupa
Dan tentang sebuah percaya
bergerombol bersama tanda tanya
Benarkah demikian?

Saturday, October 15, 2011

Benar dan Tepat

Saya mengimani apa yang menurut saya benar,
Saya melakukan apa yang menurut saya tepat,
Benar dan tepat menurut saya untuk saya sendiri dan untuk semua
Hanya saja benar dan tepat seringkali relatif,
apa yang kita anggap tepat dan benar belum tentu orang memandang begitu
terkadang apa yang kita anggap benar dan tepat justru dipandang salah

Tiap orang memandang dengan kacamata yang berbeda,
mungkin karena itulah dunia menjadi berwarna

Ampunkan saya, yang kau pandang salah
karena saya pun seringkali menyalahkan

kita, manusia biasa...

Saturday, October 8, 2011

Finally : [Belajar] Masak

Beberapa tahun yang lalu saya pernah janji sama seseorang, bahwa saya akan belajar masak ketika umur saya 22 tahun.Tentu saja pas menjanjikan itu umur saya masih...hmm..berapa ya..20th kali ya, masih imutlah pokoknya..sekarang juga si :p

Jadi ya gitu, tibalah akhirnya umur 22 itu, pas ulang tahun ditagih tapi belum belajar2 juga,setahun kemudian ditagih lagi, teruus begituu...tetep aja masih kekeuh gak belajar masak.hihihihi...

Sebenernya saat itu emang gak niat kayaknya, kepengenan bisa masak si ada tapi belum ada dorongan dari diri sendiri buat belajar. Dirumah yang sering masak ya si mami, paling saya cuma bantuin dikit2 doank. Saya lebih milih ngepel sepenjuru rumah daripada masak, entah knapa. Tapi bukan berarti saya gak pernah masak lho, pernah juga si masak tapi kalo saya masak itu berarti karena kondisi sudah amat sangat mendesak sekali, misalnya : pas laper akut, si mami gak masak, gak ada stok indomi dan males keluar buat beli...perpaduan sempurna yang berhasil memaksa saya untuk masak kan? Dan juga kalo misalnya saya masak, saya gak akan membiarkan adek2 saya santai2 aja, harus ada perjanjian deh pokoknya, misalnya : "ya udah aku masak, tapi kamu yang cuci piring ya" hihihihi, ya gitu gitu deh..emang dasarnya gak niat.Dan curangnya tiap kali saya masak pasti ada yang sok-sok-an memuji gitu dirumah, sengaja kayaknya biar saya niat belajar masak deh -__-

Pas saya di Jakarta sempet juga kepikiran buat masak gitu, kostan saya ada kulkas dan dapurnya, jadi harusnya si bisa kalo misal mau masak gitu. Tapi boleh kan saya bilang alasan knapa saya gak masak waktu itu? Hmm..kalo pas hari kerja si jelas gak mungkin, bukan gk mungkin sih tapi gak niat karena pulang juga udah nyaris malem, belom kalo ada tugas2 yg mesti diselesaiin, tidur aja biasanya pake begadang jd paginya juga bangunnya ngepas, jd kapan waktu buat masaknya? *alasan*. Trus kalo wiken?hmmm...jadi ya, pas saya di jakarta itu saya amat sangat sering pulang sekali, kalo gak pulang ya nginep tempat budhe ato maen sama temen, kalopun dikos biasanya cuma pengen jadi gundukan tak berguna aja seharian, kalo udah gitu makan pun beli yang bisa delivery, hihihihi...keset pooolll...

Dan sampailah ketika saya harus menuju suatu negri antah berantah bernama Manado ini. Beberapa hari disini niat pengen masak itu tumbuh dengan begitu suburnya. Alasannya simple:kangen masakan rumah, secara ya, saya kan gak bisa pulang sesering itu. Selain itu, makanan disini taste-nya beda, emang si disini hampir sebagian besar makanan pedes, cocok sama saya yang cinta mati sama cabe, tapi tetep aja bedaa..itulah yang bikin saya kangeen bgt sm masakan rumah.

Sampe pada akhirnya saya sekitar sebulanan lebih yang lalu, ketika saya sudah tidak menjadi satu2nya penghuni cewek di kos2an ini, saya mulai belajar masak. Beruntunglah saya ada teman yang cukup bisa masak jd bisa dikit2 ngajarin saya. Dan sekarang hampir tiap wiken kita masak. Kalo qt masak yang makan gak cuma kita berdua, ada temen segank qt juga yang sekostan dan ada temen segank yang gak sekostan yang kadang dateng ikut makan. Kadang mereka dateng bawa bahan makanan yang bisa dimasak, kalo gak ya nanti patungan...gituuu, ya maklumlah anak perantauan...anak kos..hiihihi..

Memasak sendiri ituuu...yang pertama adalah murah, jd bisa lebih irit juga. Fyi, disini kalo hari minggu rata - rata toko2 dan tempat makan pd tutup, kalo pengen gampang cari makan ya ke mall. Kalo dulu saya biasanya pesen delivery gitu, junk food..lama2 bosen juga, gak sehat juga makan begitu dan mahal pastinya.

Yang kedua,belajar memasak itu semacam investasi buat masa depan. Seperti perempuan lainnya saya juga pengen menikah dan berkeluarga, tentunya saya pengen masakin anak2 dan suami saya juga doonk...semoga gak bikin mereka keracunan ya :p

Jadi, bagi seseorang yang dulu kepadanya saya berjanji utk latihan masak, saya udah belajar masak lhooh..sudah saya tepati janjinya yaa..beruntunglah sekarang anda tidak perlu mengorbankan diri untuk jd potensi korban keracunan makanan saya, ahahahaha...

Friday, October 7, 2011

Berenang

Hmmm...saya melek malam ini sebenernya mau bikin advis, tapi ya gitu deeh...pas harus ngadvis yang keluar justru inspirasi buat ngeblog, RO macam apa sayaaah??
Baiklah, saya pengen nulis tentang apa ini? bener2 RO labil deh ini *tepokjidat*

Jadi, saya pengen cerita tentang hobi baru saya, hobi yang cukup sukses bikin saya tambah gosong...tapi gimanapun fun bangeet :)

Dari dulu saya pengen banget bisa berenang, kayaknya seru aja maenan aer gitu. Waktu masih di rumah dulu pernah latihan, baru bisa dikit eeh trus gak latihan lagi deh dan akhirnya ya lupa. Sampe pada akhirnya, ketika saya sudah berada di negri antah berantah ini ada temen yang masih baru2nya bisa berenang tiba2 ngajakin berenang.

Dan tibalah kami di suatu sore, dengan tanpa modal apapun (gak punya baju renang jugak saya) pergi ke sebuah hotel dengan maksud dan tujuan berenang. Nama hotelnya Sedona, lokasinya agak jauh dari pusat kota...ini memang hotel yang agak oke gitu sih, kolam renangnya juga oke, secara view okelah pokoknya...

Poto diatas ini adalah view pas qt mau menuju kolam renangnya. Oya, disitu ada pantai pasir putih buatannya juga, ada spot buat snorkling, bisa maen kano sama banana boat, tapi sayang waktu itu qt datengnya kesorean, udah pada tutup semua jadi cuma bisa berenang. Dan ini view kolam renangnya...


Kereen kaan..kereen kaaan...

Tapi ya, selalu ada harga yang harus dibayar utk sesuatu, apalagi sesuatu yang keren, bukan begitu? Jadi ceritanya qt bertanya sama penjaganya, kalo berenang disitu bayar berapa, dan anda semua tau jawabnya berapa??? 150 ribu, Sodara-Sodaraaa...!!! 150 ribu hanya untuk kecipak - kecipak di aer, mending kalo bisa berenang, lha ini ngambang aja masih gak jelas bisa ato enggak. Dan akhirnya, dari 4 orang, 1 orang memutuskan untuk berenang dengan semangatnya, 1 orang memutuskan untuk berenang dengan tidak relanya karena dipaksa nemenin temennya yang semangat 45, daaan 2 orang lainnya memutuskan untuk tidak berenang dan salah satu dr orang itu pastinya adalah saya :p . Lagian ya, buat berenang disitu harus pake baju renang padahal kan saya gak punya *alasan*. Dan jadilah waktu itu saya memutuskan untuk leyeh2 di pinggiran kolam renang sambil ngemil french fries plus cola, bukannya menyehatkan malah tidak menyehatkan ya...dan sebenernya lumayan mahal jugak itu makanan, tapi lebih mahal kalo berenang, beneran deh :p


Sejak hari itu kami berempat memutuskan untuk tidak pernah lagi berenang disitu...wkwkwkwk...

Tapi entah knapa ya sejak saat itu hasrat ingin berenang semakin besar, trus akhirnya dengan niat baja biar bisa berenang saya membeli baju renang, niat maksimal deh pokoknya..

Dan minggu selanjutnya qt pun akhirnya berenang kembali, kali ini qt ke Hotel Minahasa. Lokasinya deket sama kostan, tinggal jalan kaki, selain itu yang paling penting adalah tarifnya yang jauh lebih ekonomis yaitu 25 ribu saja sekali datang. Kolamnya emang lebih kecil sih, tapi view-nya gak kalah keren koq..


Kolam renangnya ada diatas gitu, jadinya qt bisa liat kompleks boulevard dimana disitu adalah pusat keramaian di Manado daan liat laut tentunya. Yah, secara pusat keramaian itu kan hasil reklamasi, jd ya beneran di pinggir laut gitu..

Di kolam renang yang ini juga ada kolam air hangatnya lhoh, jd lumayanlah kalo pengen relaksasi dikit :)

Ini potonya saya lagi maen aer hangat, narsis gpp yah :p

Dan pertanyaan selanjutnya adalah, Udah bisa berenang ato belom?
Hmm..sebenernya pas kmrn dicoba pertama saya ternyata bisalah kalo cuma maju beberapa meter gitu, meski tekniknya entah yaa.. Yg pas latian terakhir kmrn baru diajarin teknik bernapas, sama teknik ngambang..tapi anehnya saya kalo disuruh pegangan dan belajar ngambang gak pernah bisa, tapi kalo sambil berenang gitu bisa2 aja ngambang. Dan perkembangan terakhir udah berani ke bagian kolam yang dalemnya 1,6m..hihihihi..seruu deeeh...tapi ya sekali lagi, sukses bikin gosong :)

Thursday, October 6, 2011

Seperti Yang Seharusnya

Lihatlah,
dunia diluar sana terus berputar,
detik demi detik itu terus berjalan,
sekalipun kamu hanya terdiam,
Apakah dunia peduli dan menghentikan langkahnya?
Tidak,dia akan tetap berputar
seperti yg seharusnya
Apakah waktu akan berhenti dan menengok padamu?
tidak, dia tetap akan berdetak
seperti yang seharusnya

Segala sesuatu akan tetap berjalan,
seperti yang seharusnya
Sekalipun kamu hanya duduk diam dan meringkuk,
Sekalipun kamu meneriakkan beribu kata
untuk membuatnya berhenti,
sia - sia saja
begitulah
semua berjalan seperti yang seharusnya

Wednesday, October 5, 2011

Rindu

Saya lagu jatuh cinta berat sama lagu ini....

Selama aku mencari
Selama aku menanti
Bayang-bayangmu dibatas senja
Matahari membakar rinduku
Ku melayang terbang tinggi

Bersama mega-mega
Menembus dinding waktu
Ku terbaring dan pejamkan mata
Dalam hati kupangil namamu
Semoga saja kau dengar dan merasakan

Getaran dihatiku
Yang lama haus akan belaianmu
Seperti saat dulu
Saat-saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini
Dan kau bisikkan kata-kata
Aku cinta kepadamu

Peluhku berjatuhan
Menikmati sentuhan
Perasaan yang teramat dalam
Tlah kau bawa sgala yang kupunya
Sgala yang kupunya

Getaran dihatiku
Yang lama haus akan belaianmu
Seperti saat dulu
Saat-saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini
Dan kau bisikkan kata-kata
Aku cinta padamu
Kepadamu

(Rindu-Agnez Monica)

Rindukanlah orang yang pantas kamu rindukan...